nike-jordanshoes.com

Informasi terupdate untuk berita permainan game online terpercaya

Play

Google Akui Awalnya Play Store Tidak Diniatkan untuk Cari Profit Slot

Kita sama-sama tahu kalau Google Play Store mendatangkan profit yang sangat besar bagi perusahaan Google. Bahkan perusahaan itu sendiri mengungkapkan kalau layanan Play Store ini menjadi salah satu yang datangkan profit masif di tahun 2020 silam.

Tapi, Google sendiri ungkap kalau mereka tidak mempunyai rencana untuk jadikan Google Play Store (dulunya bernama Android Market) menjadi ladang cuan seperti sekarang. Apa maksudnya brott?

Google Play Store Awalnya Tidak Diniatkan jadi Ladang Profit, Menurut Google

play store
Toko aplikasi milik Google

Pada sidang pertarungan antara Epic Games dan Google (via TheVerge), Kepala bagian Android Developer Ecosystem, Eric Chu katakan kalau sebenarnya Android Market awalnya memang tidak diniatkan untuk jadi ladang profit seperti sekarang.

Eric sendiri juga katakan kalau mereka hanya menarik sekitar 5% biaya untuk handling dan billing. Sedangkan 70% masih untuk developer, dan 25% untuk carrier. Hanya saja memang ketika awal Android Market berdiri, 5% yang seharusnya itu malah tidak tidak disebutkan akan jadi jatah Google.

Hasilnya, dalam beberapa tahun saja Google Play Store menjadi salah satu bisnis paling menggiurkan yang pernah dihasilkan Alphabet. Seperti di tahun 2020 awal, layanan toko aplikasi ini menghasilkan sekitar $4,4 miliar profit dalam setengah tahun saja.

Ada Sekitar 250 Juta Transaksi Per Tahun di 2020 Saja

Android Market
Perubahan nama

Angka tersebut merupakan peningkatan tajam sebesar 33% dari tahun 2019. Dari sumber yang sama, angka sebegitu besarnya juga menjadikan Play Store sebagai salah satu platform penjualan terbesar dengan jumlah transaksi lebih kurang 250 juta per tahunnya.

Kalau profit yang didapatkan bisa sebegitu besarnya, bukan tidak mungkin Google bisa tergiur dengan bisnis seperti ini. Hingga, tujuan awal tidak diniatkan untuk cari profit bisa saja berubah di tengah jalan.

play store
Jadi salah satu ladang cuan Google

Jadi, kalau kalian sudah menyumbangkan berapa penghasilan untuk Google lewat transaksi di Play Store brott?


Dapatkan informasi keren di Gamebrott terkait Tech atau artikel sejenis yang tidak kalah seru dari Andi. For further information and other inquiries, you can contact us via [email protected].

Epic Game Tolak Kesepakatan untuk Masukkan Fortnite Google Play Sebesar 147 Juta US Dollar! Slot

Fortnite Google Play – Pada tahun 2018 lalu, CEO dari Epic Games yaitu Tim Sweeney berencana untuk merilis Installer Fortnite di Android yang dapat diunduh dari situs Epic game Store. Alasan ini dilakukan karena pajak Google Play sebesar 30% dianggap sangat besar.

Dan kini, persidangan antara Epic melawan Google sedang berjalan. Dari persidangan ini, terkuak beberapa informasi yang cukup menarik dan mengapa Fortnite tidak ada di Google Play Store.

Epic Game Tolak Kesepakatan untuk Masukkan Fortnite Google Play

Fortnite Tolak Tawaran Besar Dari Google
Fortnite Tolak Tawaran Besar Dari Google

Dilansir melalui Gamingindustry.biz, Dalam persidangan tersebut, Epic Games memberikan argumen bahwa proses sideloading aplikasi ke perangkat Android membutuhkan lebih dari 15 langkah dan beberapa kali peringatan keamanan.

Hal ini membuat mereka harus bergantung dengan platform store dari perusahaan tersebut yaitu Google Play Store. Hal ini merupakan argumen utama dari Epic pada pernyataan pembuka di Hari Senin lalu.

Dan pada hari ke-3 dari persidangan Epic melawan Google perihal Anti Trust ini membagikan sedikit gambaran tentang pertikaian yang terjadi antara 2 perusahaan in imengenai rencana perilisan awal Fortnite Google Play.

Dikabarkan bahwa Epic Games menolak kesepakatan atau tawaran sebesar 147 Juta US Dollar untuk memasukkan Fortnite ke Google play. Hal ini didapat dari dokumen internal Google yang diperlihatkan dalam persidangan.

Dokumen tersebut memberi daftar “prinsip argumen terbaik” mereka untuk menyakinkan Epic Games merilis Fortnite di Google Play dan menjelaskan bahwa pemegang platform sadar dengan hal ini.

Selain itu dijelaskan juga bahwa “permasalahan instalasi ini bukan hanya menjadi pengalaman buruk, namun kami mengetahui dari data kami bahwa hal ini akan membatasi reach mereka secara drastis”.

Selanjutnya pada dokumen juga menjelaskan “Play Store akan tetap menarik milyar-an pengguna yang akan mencari Fortnite dan menemukan jalan buntu yang tidak jelas bagaimana mengatasinya”

Sayangnya, argumen – argumen dari Google tersebut tidak dapat menyakinkan sang pemiliki Fortnite. Berdasarkan laporan dari The Verge, Google telah menawarkan 147 Juta US Dollar untuk memasukkan game Battle Royale tersebut ke platform mereka.

Kesepakatan Dikonfirmasi oleh Petinggi Google Namun Masih Ditolak Epic

Purnima Kochikar
Purnima Kochikar

Saat memebrikan pernyataan, Wakil President Google Play Partnerships yaitu Purnima Kochikar memberikan konfirmasi bahwa tawaran ini telah disetujui oleh dewan bisnis Google dan ditawarkan kepada Epic Games namun tawaran tersebut ditolak.

Perjanjian tersebut memang terlihat seperti Google memberikan investasi sebesar 147 Juta US Dollar kepada Epic Games sebagai pendanaan selama 3 tahun. Dokumen yang juga mendukung tawaran ini juga memberikan beberapa penjelasan.

Dalam dokumen yang menjustifikasi kesepakatan tersebut, diperkirakaan bahwa Google akan kehilangan keuntungan langsung antara 130 hingga 250 Juta US Dollar akibat absennya Fortnite dari platform mereka.

Dan dokumen yang sama juga menjelaskan potensi dampak pendapatan yang turun sekitar 550 Juta US Dollar hingga 3,6 Milyar US Dollar jika studio lainnya mengikuti langkah Epic dan menawarkan game di Android secara langsung (tanpa menggunakan Play Store).

Epic Games kemudian memberikan memberi argumen. Perusahaan ini mengatakan “Google membuat perangkat lunak yang diunduh di luar Google Play sangat dirugikan melalui penanganan bisnis dan teknis”.

“hal seperti pop-up keamanan yang menakutkan dari berulang utuk pengunduhan dan peningkatan perangkat lunak, pembatasan perjanjian antara pembuat dan pengguna, Google public Relations mengkarakterisasi aplikasi pihak ke-3 sebagai malware, dan upaya baru lainnya seperti Google Play Protect yang secara langsung melakukan blokir aplikasi yang didapat diluar dari Google Play Store”.

Sidang antara 2 perusahaan raksasa ini masih berjalan. Dokumen – dokumen mengenai argumen dan data yang diberikan oleh semua pihak terkait masih belum diumumkan secara resmi oleh persidangan. Apakah persidangan ini akan memberikan solusi? mari kita saksikan bersama.


Baca juga informasi menarik lainnya terkait Berita atau artikel lainnya dari Javier Ferdano. For further information and other inquiries, you can contact us via [email protected]

Kembali ke Atas