nike-jordanshoes.com

Informasi terupdate untuk berita permainan game online terpercaya

Karena

Pemain Call of Duty Dibanned Karena Main ‘Terlalu Bagus’ Slot

Popularitas Call of Duty bagi para gamer sudah tidak perlu lagi dipertanyakan dan Modern Warfare 3 (2023) menjadi entry-nya yang paling baru dan membikin komunitas ini semakin berkembang.

Di Modern Warfare 3 ini pula, developer telah kembangkan sistem anti-cheat yang disebut “Splat”. Dimana developer akan langsung memberi hukuman bagi mereka yang terdeteksi melakukan kecurangan selama bermain.

Main Terlalu Bagus, Pemain Call of Duty Dibanned

pemain call of duty dibanned karena main terlalu bagus
Terlalu jago mainnya sampai dibanned

Seorang pengguna bernama ItsRomanz bagikan sebuah video di platform Twitter X, menunjukkan kebolehannya dalam menggugurkan satu per satu musuh dengan aimshot yang akurat. Namun, di akhir video juga menunjukkan bahwa dia langsung “disconnected” dari Call of Duty Modern Warfare 3.

Tak hanya itu, pesan selanjutnya dari server menunjukkan bahwa Romanz harus dibanned dari game. Namun, tak dijelaskan berapa lama dia akan dibanned. Kalian bisa saksikan sendiri cuplikannya di bawah ini:

ItsRomanz berhasil melakukan multi-kill dengan menggugurkan musuh sebanyak tiga kali headshot selama peperangan. Baru saja momen bagus itu dia dapatkan, server sudah langsung memutuskan koneksi dan nge-ban Romanz dari permainan.

Reaksi Pemain Lain

pemain call of duty dibanned karena main terlalu bagus

Kemalangan yang menimpa ItsRomanz ternyata tak cukup menuai banyak empati dari pemain lain yang menyaksikan videonya. Sebagian besar dari mereka curiga bahwa Romanz memang menggunakan cheat dan aimbot sehingga bisa mengeksekusi lawan-lawannya begitu mulus.

Namun, ada juga yang menyayangkan tindakan developer Call of Duty ini sebab sebagian pemain percaya bahwa Romanz benar – benar hanya terlalu “pro” sampai – sampai dikira nge-cheat oleh developer.

Berapa lama Romanz akan dibanned masih belum diketahui dan Activision sendiri belum merespon pertanyaan terkait bagaimana hal ini bisa terjadi. Boleh jadi pihak musuh secara masif melakukan report akun Romanz atau sistem anti-cheat yang sempat diganyang oleh developer memang mendeteksi hal yang tak wajar.

Kalau menurut kalian sendiri bagaimana, brott? Apakah gameplay Romanz di atas menunjukkan indikasi cheating atau tidak? Bagikan pendapat kalian di kolom komentar, ya!


Baca juga informasi menarik Gamebrott lainnya terkait Call of Duty atau artikel lainnya dari Sofie Diana. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com

Mantan Dev. Valve Sebut Left 4 Dead 2 Dibuat Karena Game Pertama Dinilai “Rusak” Slot

Left 4 Dead bisa dikatakan menjadi salah satu game ber-genre zombie co-op yang begitu populer. Game garpaan developer Valve tersebut hingga saat ini masih begitu diminati dan aktif dimainkan komunitasnya meski developer tak lagi secara resmi memberikan update konten.

Banyak game terinspirasi dan bahkan mencoba mereplika pengalaman yang ditawarkan oleh Left 4 Dead, tetapi banyak di antaranya gagal untuk mencapai resepsi dan relevansi seperti yang game keluaran tahun 2009 ini dapatkan.

Mantan Dev Valve Sebut Left 4 Dead 2 Dibuat Karena Game Pertama Dinilai “Rusak”

Image 56 7
Mantan Dev Valve Sebut Left 4 Dead 2 Dibuat Karena Game Pertama Dinilai “Rusak”

Nyaris 15 tahun sejak perilisan game pertama, Chet Faliszek selaku penulis utama dari game ini belakangan bagikan beberapa hal yang terjadi di balik layar produksi game tersebut. Salah satu yang paling menarik perhatian ialah alasan di balik pembuatan sekuel yang secara sekilas tak terlihat berbeda sama sekali dari game pertama mau itu dari segi visual maupun juga skala produksi game.

Menurut Chet, game kedua langsung dikerjakan oleh Valve karena game pertama dinilai begitu “rusak”. Banyak masalah teknis yang sering terjadi mulai dari game memuat dua atau tiga level sekaligus di background, model pemain yang hilang begitu saja, dan berbagai masalah teknis lain.

Banyaknya komplikasi pada segi teknis membuat semua developer di Valve dan juga Turtle Rock Studios enggan menyentuh game tersebut usai rilis. Implementasi mod support bahkan dinilai mustahil saat itu.

Oleh karena alasan tersebut, Valve langsung memperbarui Source Engine sekaligus membangun Left 4 Dead 2 dan proyek-proyek game lainnya secara bersamaan. Perbaruan engine ini mengatasi banyak masalah yang terjadi di game pertama meskipun banyak di antaranya tidak begitu disadari oleh pemain.

Saking lebih baiknya sekuel ini, konten dari game pertama pada akhirnya dibawa ke game kedua, memberikan kecil alasan untuk developer dan juga gamer menyentuh kembali game pertama.

Masih Terus Aktif Dimainkan Hingga Saat Ini

Image 2023 11 26 161852974
Left 4 Dead

Left 4 Dead 2 dirilis pada tahun 2009, satu tahun setelah game pertama dan juga telah berusia nyaris 14 tahun sekarang ini. Meskipun sudah satu dekade lebih dan juga tidak lagi mendapat update baru dari Valve, game ini masih terus aktif dimainkan komunitas Steam.

Dikutip dari data Steam Charts, Left 4 Dead 2 masih dimainkan oleh lebih dari 20 ribu pemain setiap harinya dan sering mencapai angka 70 ribu ke atas. Bermodalkan konten dari modder yang terus bertambah setiap harinya, game ini terus berjaya di deretan game co-op terbaru yang rilis selama beberapa tahun terakhir.

Bahkan Back 4 Blood, game yang dicap sebagai suksesor dari L4D dan digarap oleh studio yang sama gagal untuk mencapai kesuksesan game ini. Absennya dukungan mod menjadi salah satu alasan besar cepatnya lenyap relevansi game tersebut.


Baca pula informasi Gamebrott lainnya tentang Game Terbaik beserta dengan kabar-kabar menarik lainnya seputar dunia video game dari saya, Muhammad Maulana. For further information and other inquiries, you can contact us via [email protected]

Game Roblox Dituntut Orang Tua Pemain Karena Pelecehan dan Konten Dewasa Slot

Game Roblox Dituntut Orang Tua – Sebelumnya, Sebuah Class Action Lawsuit telah dilaporkan lagi untuk Roblox Corporation. Tuntutan tersebut dilayangkan oleh beberapa orang tua yang merasa dirugikan oleh game Roblox karena anak – anak mereka kehilangan uang Robuxnya.

Dan sepertinya kali ini ada tuntutan baru yang ditujukan kepada perusahaan game tersebut. Perusahaan ini kini terkena Class-Action Lawsuit lagi di California oleh para orang tua karena tindakan pelecehan dan konten dewasa dalam game tersebut.

Game Roblox Dituntut Orang Tua Pemain, Korban Anak Dibawah Umur

Korban Anak Anak Dibawah Umur
Korban Anak Anak Dibawah Umur

Perkembangan game ini tentunya sangat pesat dimana data terakhir pada tahun 2022, terdapat 60% pemain yang berusia dibawah 16 tahun. Bahkan jika ditarik lagi, 55% dari seluruh pemain game ini berusia dibawah 12 tahun.

Tentunya dengan mayoritas anak – anak dibawah umur, game ini berpotensi untuk disalah gunakan oleh oknum – oknum tidak bertanggung jawab untuk melakukan perbuatan tercela dan membagikan konten tidak senonoh kepada pemain lain.

Hal inilah yang terjadi dan menyebabkan adanya tuntutan di negara bagian California tersebut. Dilansir melalui BusinessWire, pihak orang tua menuntut karena perusahaan melakukan misrepresentasi, dan melanggar peraturan – peraturan di negara tersebut.

Beberapa peraturan diantaranya adalah Unfair Competition Law, False Advertising Law, Consumer Legal Remedies Act, dan State Consumer Protection Acts. Rasanya tuntutan ini cukup berat dibanding yang sebelum – sebelumnya.

“Ada persepsi yang salah mengenai Roblox adalah game yang aman. Merek tersebut dianggap baik karena memalsukan periklanan mereka kepada orang tua”, ungkap Alexandra Walsh dari Walsh Law Firm yang mewakili para orang tua.

“Orang tua yang tidak akan pernah mengizinkan anaknya menggunakan TikTok tidak akan berpikir dua kali untuk membiarkan mereka di Roblox, meskipun yang mereka temui disana bisa jauh lebih berbahaya. Game ini telah terlalu lama di ruang lingkup untuk anak anak”.

Para Korban Diajak dan Diajari Hal – Hal Negatif

Korban Diajarkan Hal Negatif
Korban Diajarkan Hal Negatif

Komplain yang diberikan menjelaskan bahwa para korban yang merupakan anak dibawah umur ini melihat karakter tanpa busana, melakukan aktivitas dewasa, dan menggunakan alat – alat dewasa lainnya.

Salah satu penuntut dengan inisial KM mengatakan bahwa anaknya yang berusia 21 tahun mendapat pesan kasar dan tidak senonoh termasuk mengajak anaknya untuk melakukan aktivitas dewasa.

Penuntut lainnya yaitu Damien Uhl mengatkan bahwa putrinya berhubungan dengan pemain lain yang mengaku berusia 12 tahun juga. Namun ternyata pasangan putrinya merupakan wanita dewasa.

Hubungan mereka memiliki riwayat percakapan tidak senonoh dan bahkan gambar – gambar dewasa lainnya. Dirinya menganggap bahwa anaknya dimanipulasi dan diajarkan hal yang tidak senonoh. Pada akhirnya Damien melarang anaknya untuk memainkan game tersebut.

Masih belum ada indikasi bahwa tuntutan ini akan berlanjut. Roblox sendiri telah sering menghadapi berbagai macam tuntutan dan beberapa diantaranya berdamai. Namun, jika hal ini terbukti dan persidangan berjalan, maka akan sedikit sulit bagi perusahaan ini untuk membela.


Baca juga informasi menarik Gamebrott lainnya terkait Berita atau artikel lainnya dari Javier Ferdano. For further information and other inquiries, you can contact us via [email protected]

YouTube Terancam Hukum Pidana karena Gunakan Skrip Pendeteksi AdBlocker! Slot

Langkah berani YouTube yang baru-baru ini blokir fitur AdBlocker ternyata menuai kecaman. Tidak hanya oleh netizen, namun YouTube terancam hukum pidana karena dirasa memata-matai perangkat milik user dengan gunakan skrip pendeteksi AdBlocker oleh pihak yang merasa kurang senang dengan kebijakan barunya.

YouTube Terancam Hukum Pidana karena Gunakan Skrip Pendeteksi AdBlocker!

Youtube Gunakan Skrip Pendeteksi Adblock
Gunakan skrip pendeteksi AdBlocker?

Informasi terkait YouTube terancam hukum pidana karena gunakan skrip pendeteksi AdBlocker ini kami lansir dari tom’sHardware, di mana YouTube telah melewati batas privasi di dunia maya dengan melakukan pengecekan perangkat yang digunakan oleh user untuk kemudian mengirimkan notifikasi.

Hal tersebut dijelaskan oleh seorang konsultan asal Irlandia bernama Alexander Hanff, di mana saat ini ia tengah membuat laporan yang akan ditujukan kepada pihak YouTube atas dugaan pengawasan yang melanggar hukum, mengakibatkan YouTube terancam hukum pidana.

Lebih jauh, sang konsultan menjelaskan bahwa hal ini ia lakukan karena kebijakan kontroversial dari YouTube baru-baru ini di mana raksasa tersebut menjalankan skrip secara diam-diam untuk mendeteksi plugin bahkan browser pemblokir iklan yang jelas melanggar privasi dalam berinternet.

Alexander Hanff Melayangkan Laporan Hukum Ke Youtube
Alexander Hanff, konsultan asal Irlandia

“Saya menganggap langkah yang dilakukan oleh YouTube ini termasuk pengawasan terstruktur karena skrip pendeteksi AdBlocker tersebut diterapkan tanpa sepengetahuan atau izin ke perangkat yang saya miliki dengan tujuan mencegat dan memantau perilaku saya,” pungkasnya.

Guna memperkuat laporannya, Alexander membuat laporannya berdasarkan undang-undang yang berlaku di Irlandia, yang menjelaskan bahwa mereka atau pihak yang dengan sengaja mengakses informasi dengan melanggar langkah keamanan atau tanpa izin yang sah akan dinyatakan sah menjadi sebuah pelanggaran.

Dianggap Sebagai Spyware

Konsultan Irlandia Alexander Hanff
YouTube melanggar privasi di dunia internet

Alexander dan banyak sekali netizen di jagat maya yang merasa terusik dengan banyaknya iklan dengan durasi tidak masuk akal dan mengganggu tersebut dianggap sebagai spyware karena YouTube ternyata bisa mendeteksi AdBlocker yang terpasang di browser yang mereka gunakan.

Yang membuat hal ini semakin parah adalah semua pengintaian ini terjadi meski Alexander dan netizen telah mengaktifkan fitur “Do Not Track” atau DNT pada browser yang ia gunakan.


Baca juga informasi menarik Gamebrott lainnya terkait Tech atau artikel lainnya dari Bima. For further information and other inquiries, you can contact us via [email protected]

Valve Ungkap Steam Deck 2 Tidak Bisa Dibuat Karena Teknologinya Belum Ada Slot

Valve memang baru saja mengumumkan hadirnya Steam Deck OLED. Meski bukan merupakan upgrade satu generasi penuh, rilisan terbaru ini menghadirkan berbagai peningkatan minor. Mulai dari layar OLED hingga chip Ryzen dengan arsitektur 6nm dan RAM DDR5 yang lebih ngebut.

Tapi, banyak pula yang penasaran mengapa Valve tidak menghadirkan generasi penerus Steam Deck dan malah merilis minor upgrade seperti ini. Untuk itu, pihak Valve punya alasan tersendiri.

Valve Ungkap Untuk Sekarang Steam Deck 2 Tidak Bisa Dibuat

steam deck 2 tidak bisa dibuat
Steam Deck OLED baru saja diumumkan Valve

Dari wawancara dengan EuroGamer, engineer Valve Greg Coomer katakan kalau Steam Deck 2.0 belum bisa terealisasi karena hardware dan teknologinya untuk saat ini masih belum tersedia. Pernyataan yang sama ini juga dulu pernah dikemukakan Valve beberapa bulan lalu.

Bukan hanya itu, kali ini Valve juga turut buka rahasia kalau teknologi yang mereka sematkan di Steam Deck OLED kali ini juga baru bisa dilakukan sekarang. Artinya, mereka belum bisa melakukannya ketika Steam Deck pertama kali rilis.

steam deck oled
Steam Deck OLED

Menurut Greg, layar yang lebih mewah seperti sekarang belum eksis ketika itu. Dia bermaksud, layar OLED dengan karakteristik dan ukuran seperti itu belum ada sama sekali. Tapi, begitu Steam Deck terbukti sukses, maka manufaktur display sudah paham apa kategori yang diperlukan. Hingga Valve sudah punya portofolio untuk meminta custom display sendiri.

Tidak hanya bagian layar yang dapat perombakan. Bagian dalam yang tertutup casing ini juga dapatkan perubahan, seperti antenna Bluetooth kini sudah terpisah. Valve juga mendengar umpan balik dari pengguna yang meminta kabel power lebih panjang, sekarang terealisasikan di versi OLED.

Teknologi Steam Deck 2.0 Belum Tersedia Sekarang, Valve Bikin Steam Deck OLED

steam deck oled
Steam Deck dengan layar OLED

Dari semua ini, hanya bagian performa yang tidak dapatkan peningkatan. Meski sudah dapatkan arsitektur 1nm lebih kecil dari versi LCD, peningkatan dalam sektor gaming tidak mengalami perubahan berarti.

Hingga saatnya teknologi komputasi yang lebih canggih ada, itulah saatnya akan disebut sebagai Steam Deck 2.0, kata Greg. Dia juga menginginkan peningkatan performa-per-watt meningkat pesat. Hanya saja hal seperti itu memang belum ada untuk sekarang.

Ketika ditanya apakah mereka akan membuat game yang dikhususkan untuk versi OLED, Greg katakan kalau mereka tidak ada rencana untuk itu. Bagaimana menurut kalian soal ini brott? Apakah kalian lebih menunggu versi 2.0 yang lebih proper?


Dapatkan informasi keren di Gamebrott terkait Tech atau artikel sejenis yang tidak kalah seru dari Andi. For further information and other inquiries, you can contact us via [email protected].

Kembali ke Atas